Kebakaran yang melanda Kelenteng Hoo Tong Bio Banyuwangi, Jawa Timur,
tidak hanya menghanguskan tabernacle peribadatan. Sejumlah prasasti
berusia ratusan tahun yang menjadi sumber tertulis pendirian kelenteng
ini juga tak tersisa. (baca: Kelenteng Berusia 200 Tahun Habis Terbakar)
Prasasti tertua adalah sebuah row kayu bertanggal Qianlong Jiachen
(1784) yang memuat kaligrafi Tan Cin Jin (Chen Fu Zhen Ren). Tan Cin Jin
adalah dewa utama yang disembah di kelenteng ini.
Prasasti tersebut sebelumnya dipasang di atas pintu masuk tabernacle
Dewa Tan Hu Cin Jin. Menurut pengurus kelenteng, Indrana Tjahjono,
prasasti lainnya berangka tahun 1857 yang berada di atas Dewa Tan Hu Cin
Jin. “Sekarang sudah terbakar semua,” kata dia.
Selain prasasti, api juga membakar 33 dewa yang berada di tabernacle
Budha, Tao dan Khong Hu Cu. Kelenteng ini merupakan salah satu yang
tertua di Jawa Timur dan Bali.
Tempat ibadah Tri Dharma, Kelenteng Hoo Tong Bio, di Banyuwangi, Jawa
Timur, terbakar hebat, Jumat pagi, 13 Juni 2014. Akibatnya, bangunan
utama untuk peribadatan ludes.
Kelenteng yang dibangun tahun 1784 itu terbakar sekitar pukul 06.00
WIB. Muhammad Abas, satpam kelenteng tersebut, mengatakan kebakaran itu
disebabkan ada mangkuk lilin yang berisi minyak kelapa di tabernacle
sebelah utara jatuh dan pecah. “Api menjalar cepat karena pemadam
kebakaran baru datang satu jam kemudian,” kata dia. (baca: Penyebab Kelenteng Tua Terbakar Tunggu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar